Pada posting artikel kali ini, saya akan melanjutkan artikel sebelumnya yang membahas tentang: Desain Rumah Dan Ruang Usaha (TOKO) 1 Lantai. Pada artikel yang lalu saya sudah menuliskan tentang proses merencanakan dan pembagian ruang pada rumah yang juga difungsikan sebagai ruang usaha.

Merencanakan rumah yang juga difungsikan sebagai ruang usaha (kantor, toko, wartel, warnet, kios, dsb) sebaiknya dilakukan pada saat proses pra-rencana. Bekerjasamalah dengan arsitek, ungkapkan semua ide yang ingin anda lihat pada rumah dan ruang usaha (ruko/rukan) anda. Mintalah gambar presentasi 3d untuk melihat seperti apa bentuk, susunan ruang dan tampilan rumah anda nantinya.

Pastikan desain rumah dan ruang usaha (ruko/rukan) anda sudah fix dan sesuai seperti yang anda inginkan, baru kemudian anda masuk pada tahapan konstruksi. Pada tahap konstruksi atau pembangunan rumah idealnya tidak ada revisi yang terlalu signifikan. Bila ada sesuatu masalah yang memang tak bisa dihindari dan harus merubah gambar teknis yang sudah direncakanakan semula, pastikan perubahannya dituangkan dalam as built drawing.


http://extune.hostei.com/Download/bylqxcgz.jpg

Desain Renovasi Dan Pengembangan Rumah Type 21

1 September 2011 9,636 views 13 Comments

Dengan mahalnya harga properti dikota-kota besar saat ini, sangat bijak sekali jika kita mampu mengatur pengeluaran uang dengan tepat. Sebab kesalahan dalam manajemen keuangan, terutama buat pasangan yang sudah berkeluarga akan memeberikan kerugian finansial dibelakang hari.
Pengambilan keputusan soal pengeluaran uang untuk belanja dalam hal perumahan misalnya, tiap orang mempunyai perbedaan dalam hal visi dan tingkat kepuasan. Bagi yang berpenghasilan tinggi pastinya akan memilih perumahan dengan kualitas dan lokasi terbaik. Lalu bagaimana dengan mereka yang penghasilan tidak terlalu berlebih? Apa tindakan yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam hal perumahan ini?
Beberapa karakteristik konsuumen dalam membeli rumah, yaitu:
1. Membeli rumah baru dengan skema kredit (KPR)
Sebaiknya anda menghitung kebutuhan belanja rutin bulanan anda, biaya cicilan kredit rumah bulanan (setelah dikurangi DP tentunya). Kemudian jumlah belanja-belanja tersebut dibandingkan dengan penghasilan anda. Dari sini anda dapat membuat keputusan rumah type apa yang akan dibeli. Tentunya pertimbangan lainnya juga diperhatikan seperti; lokasi perumahan, transportasi ke tempat kerja, fasilitas yang disediakan oleh pengembang, sekolah anak dikemudian hari, fasilitas umum lainnya (mall, pasar, rumah sakit, apotik, tempat ibadah, dsb) juga keamanan lingkungannya.
2. Membeli rumah lama (second) yang belum direnovasi
Mungkin anda sudah dana ditabungan, maka belilah rumah yang nantinya tidak repot dalam proses renovasinya. Rumah asli buatan developer yang belum dirombak atau di tingkatkan, sehingga anda masih bisa merencanakan proses renovasi sesuai selera. Jangan beli rumah yang sudah ditingkat, apalagi tingkatnya terlalu rendah. Sangat beresiko banjir bila jalan raya ditinggikan nantinya. Untuk membongkar dan merubah desain atau meninggikan elevasi bangunannya perlu biaya besar. Lebih baik anda beli rumah yang masih asli, walaupun kurang menarik tapi belum direnovasi. Jadi saat anda ingin merenovasinya anda bisa leluasa mencurahkan ide anda dan anggota keluarga anda mengenai seperti apa rumah tersebut nantinya.
3. Membeli rumah lama (second) yang sudah direnovasi
Anda harus ekstra hati-hati saat membeli rumah lama atau second yang sudah direnovasi. Rundingkan dulu mengenai model, elevasi bangunan terhadap jalan, jumlah kamar, kamar mandi, dsb dengan seluruh anggota keluarga. Harus diingat, bahwa rumah anda adalah istana anda dan keluarga !. Bahan bangunan seperti; kusen pintu atau kusen jendela, keramik, dsb bisa diganti kemudian hari. Yang terpenting adalah layour atau tata ruang rumah apakah sesuai dengan selera dan kebutuhan anda+keluarga? Apakah elemen strukturalnya kuat dalam menahan beban? Apakah konstruksi beton atau baja tulangan yang dipakai sesuai bestek? Kalau anda membeli rumah yang sudah ditingkat sementara elemen struktural seperti pondasi, kolom dan baloknya kurang kokoh tentunya akan sangat membahayakan bangunan anda.
Renovasi dan Pengembangan Rumah Type 21
Mengembangkan rumah type 21 cukup sulit jika dibandingkan type rumah yang lebih besar, hal ini disebabkan karena luas tanah yang dipunyai rumah type 21 hanya berkisar antara 60 m2 s/d 72 m2. Pengembangan rumah yang bisa dilakukan untuk rumah type 21 biasanya dengan meningkatkan bangunan menjadi 2 lantai, dimana ruang bawah hanya dengan 1 kamar tidur, dan dilantai atas bisa 1 atau 2 kamar lagi.
Denah Awal Rumah Type 21
Denah Pengembangan Rumah Type 21 (click pada gambar)
Beberapa tips yang sebaiknya anda perhatikan ketika merenovasi rumah type 21:
  • Jangan pernah merenovasi rumah type 21 sampai ke pinggir jalan, hal ini selain melanggar aturan GSB yang ada juga membuat rumah sangat terhadap sumber penyakit (sarang tikus, kecoa biasanya berada disekitar got/selokan). Bagaimanapun halaman itu penting, selain sebagai sumber udara segar, tempat resapan air hujan, sumber pencahayaan alami dari sinar matahari, serta anak-anak lebih aman ketika bermain (tidak bermain dijalanan).
  • Jangan meninggikan rumah tanpa melihat kualitas pondasi dan elemen strukturalnya. Jika memang harus merubah dimensi atau membuat pondasi gabungan, lebih baik postkan dana anda untuk pekerjaan pondasi. Untuk struktur kolom, balok dan plat lantainya sebaiknya anda menggunakan jasa civil engineer atau structural engineer, sehingga anda bisa mendapatkan dimensi struktur yang tepat.
  • Menutup halaman seluruhnya dengan beton akan menyebabkan air tidak bisa masuk ke dalam tanah, sehingga lama-kelamaan muka air tanah dikawasan anda akan semakin turun, dan anda akan kesulitan mendaptkan persediaan air tanah dikemudian hari. Akibat yang lain, air hujan biasanya langsung dilimpaskan kesaluran drainase dan menimbulkan banjir didaerah yang lebih rendah.
  • Jangan tutup dinding bagian belakang rumah sampai batas pagar, karena akan berakibat tidak ada peluang udara masuk dari belakang rumah. Buat sedikit tempat kosong seperti taman kecil di bagian belakang rumah untuk akses masuknya udara, sehingga sirkulasi udara didalam rumah jadi teratur.
  • Buat jendela ditiap kamar, sehingga kamar jadi sehat dan tidak sumpek. Untuk rumah kopel bisa menggunakan skylight dan lubang penangkap hawa. Teknologi ini banyak ditemukan pada bangunan-bangunan tua peninggalan belanda. Fungsinya untuk menangkap udara dari luar rumah dan dialirkan kebagian tengah ruangan yang tidak punya lubang ventilasi.
  • Mengganti jaringan (instalasi) listrik yang lama. Kabel listrik, mcb, switch, stop kontak dari pengembang biasanya tidak akan awet sampai dengan 5 tahun, jadi sebaiknya diganti dengan instalasi jaringan yang baru untuk menghindari bahaya kebakaran.
Demikianlah beberapa tips renovasi rumah dan pengembangan rumah type 21, dengan desain pengembangan ini maka rumah type 21 standar dari pengembang bisa anda kembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan keluarga anda.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More